Kakak yang Baik




Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Dengan segala sifat uniknya, Ifa kadang tidak mudah tertebak. Hari ini bisa jadi sangat mudah diarahkan, besoknya akan melanggar semua aturan yang ada di rumah. Namun lucunya saat orangtuanya, terutama aku, sedang tidak 100 % justru dia bisa tampil 100 %.

Beberapa hari lalu aku sedang banyak deadline tulisan yang mengharuskan aku fokus di depan laptop berjam-jam. Tiba-tiba adiknya membuat ulah dengan menarik-narik kabel laptop,  membuat ruang tamu berantakan dan segala hal yang aslinya sih  cari perhatian ke emaknya. Saat itu aku sudah meminta Ifa untuk mengajak adiknya main dulu, biar aku cepat menyelesaikan pekerjaan dan bisa membersamai mereka lagi.

Namun begitulah Ifa, kalau disuruh malah seringnya dilanggar. Dia malah meninggalkan adiknya dan pergi ke luar rumah. Hingga kemudian ia mendengar adiknya menangis, Ifa langsung  berlari masuk ke dalam rumah. Si adik memang tipenya akan menangis ketika merasa bersalah, misal menjatuhkan sesuatu atau memencet-mencet laptopku hingga mati. Sebelum kena teguran ia akan menangis duluan. Karena waktu itu aku sedang fokus dengan tulisanku, aku sengaja mendiamkan Affan setelah berkata, “nggak papa dik, sini pangku bunda aja ya.” Tapi si Affan agaknya sudah merasa sangat bersalah dan tidak segera menghentikan nangisnya. Padahal biasanya asal bundanya udah bilang nggak papa, dia akan langsung tersenyum. Mungkin karena memang sedang cari perhatian jadi dia teruskan tangisannya.

Ketika Ifa datang, Ifa langsung memeluk adiknya, menggendong dan membawanya ke kamar. Ia menepuk-nepuk adiknya sambil bilang, ‘cup cup cup, jangan menangis. Ada kakak di sini. Adik main saja ya sama kakak, bunda sedang kerja, sebentar lagi selesai.’ Aku tersenyum mendengarnya. Dari tadi nggak mau disuruh nemenin adiknya main, begitu adiknya nangis langsung inisiatif menenangkannya sendiri.

Ya meski nggak selamanya begitu, kadang ada juga masanya mereka berantem dan berebut mainan. Ternyata meski mereka memiliki jarak usia lima tahun, tetap saja kakaknya masih suka usil dan nggak mau diganggu sama adiknya. Namun lebih baik main barengnya dan sayangnya kok. Kata Ifa sih, dia nggak sabar menunggu adiknya bisa diajak ngobrol. Maklum sekarang Affan masih ngomong pakai bahasa bayi yang kadang cuma bundanya yang ngerti maksudnya, hihi.

Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

#semuaanakadalahbintang
#institutibuprofesional
#kelasbundasayang



Marita Ningtyas
Marita Ningtyas A wife, a mom of two, a blogger and writerpreneur, also a parenting enthusiast. Menulis bukan hanya passion, namun juga merupakan kebutuhan dan keinginan untuk berbagi manfaat. Tinggal di kota Lunpia, namun jarang-jarang makan Lunpia.

No comments for "Kakak yang Baik"